Minggu, 09 Januari 2011

fisiologi pada masa nifas terhadap pencernaan


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Masa nifas merupakan suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya pemulihan kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai kembali seperti sebelum hamil. Ini merupakan masa yang sulit bagi ibu yang baru bersalin. Sebagian besar organ-organ tubuh ibu mengalami involusi dan penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan untuk menyusui.
Beberapa hal yang berpengaruh pada masa nifas adalah penyesuaian sistem pencernaan dan sistem perkemihan (urinarius). Perubahan yang terjadi fisiologis jika masih dalam keadaan wajar. Patologis yang terjadi pada kedua sistem ini sangat berpengaruh berlangsungnya masa nifas. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan bayi.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a)      Mengetahui perubahan fisiologis masa nifas pada sistem pencernaan dan sistem urinarius (perkemihan).
b)      Mengetahui apa saja kelainan yang terjadi pada masa nifas khususnya dalam sistem pencernaan dan sistem perkemihan.
c)      Mengetahui peranan bidan dalam masa nifas khususnya asuhan yang diberikan dalam perubahan fisiologi masa nifas pada sistem pencernaan dan sistem perkemihan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Fisiologis Masa Nifas
Aktivitas saluran cerna dikurangi atau kembali ke kondisi semula setelah menjalani adaptasi pada masa kehamilan. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
1.      Kurangnya tekanan uterus pada usus dan lambung
2.      Berkurangnya nyeri epigastrium akibat makanan yang sebagian masuk dalam esofagus bagian bawah.
Pada jam-jam pertama pasca persalinan, ibu bersalin sangat tidak berdaya.pemenuhan nutrisi ibu belum dapat dilakukan melalui oral, naum 2-3 jam setelah bersalin, ibu dapat memenuhi nutrisinya dengan minum dan makan seperti biasa, bila ingin. Saluran cerna ibu pada jam-jam pertama pasca persalinan membutuhkan waktu untuk kembali pada fungsi normalnya. Faktor fisiologis yang sangat potensial mempengaruhi aktivitas isi perut pasca persalinan adalah psikologis ibu.
Isi perut ibu tidak akan bekerja secara efektif jika terlalu mencemaskannya. Hal yang ditakutkan ibu akibat dari pemenuhan nutrisinya adalah buang air besar. Hal ini tidak perlu dicemaskan, karena tidak akan menambah perlukaan atau membuka jahitan.
Beberapa rasa takut psikologis yang tidak mendasar dialami ibu pasca persalinan adalah sebagai berikut :
1.      Hal itu akan membuka jahitan
2.      Takut membuat ambeien semakin parah
3.      Rasa malu yang wajar karena kurangnya privasi di rumah sakit
4.      Takanan untuk “melakukan” yang sering membuat perbuatan ibu sendiri semakin sulit.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut :
1.      Jangan cemas : Isi perut tidak akan bekerja secara efektif jika anda terlalu mencemaskan acara BAB.
2.      Mintalah makanan kasar seperti gandum murni, sayur serta buah segar.
3.      Terus konsumsi cairan : air putih atau jus buah
4.      Beranjak dari ranjang : Tubuh yang tidak aktif akan membuat pergerakan perut ikut tidak aktif. Ibu dapat berjalan-jalan sendiri sepanjang koridor, melihat halaman dan lain-lain.
5.      Jangan ditahan : Menahan BAB tidak akan membuka jahitan, tetapi hal itu akan menimbulkan ambeien, ibu mungkin bisa nyaman dengan kompres panas/dingin atau juga dengan memasukkan obat lewat dubur.
6.      Gunakan pelunak tinja : Banyak rumah sakit memberikan pelunak tinja dan obat mencahar kepada ibu sesudah melahirkan. Buang air besar pertama mungkin dilewati dengan rasa sangat tidak nyaman. Akan tetapi, setelah tinja melunak dan menjadi lunak dan semakin rutin, rasa tidak nayaman itu akan berkurang dan yang akhirnya menghilang.

Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan mempengaruhi konstipasi. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, selain itu mempengaruhi peristaltik usus. Defekasi biasanya 2-3 hari post partum masih susah BAB, maka sebaiknya dengan pemberian obat-obatan.
Dalam melahirkan anak, ibu memerlukan tenaga extra sehingga persediaan tenaga akan dihabiskan dalam persalinan. Pergantian tenaga terjadi apabila cukup zat-zat makanan yang diperlukan sehingga ada metabolisme yang lancar. Nutrisi ibu harus sangat mendapat perhatian karena makanan yang baik mempercepat penyembuhan ibu, yang juga sangat mempengaruhi susunan air susu.pada masa ini ibu mendapatkan penambahan nutrisi ± 500 dari masa hamil.
B.     Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1.      Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
2.      Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3.      Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.




Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
  1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
  2. Pemberian cairan yang cukup.
  3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
  4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
  5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.

C.     Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan
Berkemih tidak mudah bagi sebagian besar wanita dalam 24 jam pertama pasca persalinan. Beberapa wanita merasa tidak ingin kencing sama sekali, yang lain merasa ingin kencing tetapi tidak bisa melakukannya, dan mungkin ada yang lain masih bisa kencing tetapi disertai dengan rasa nyeri dan terbakar.
Beberapa alasan mengapa fungsi kandung kemih menjadi kerja keras pasca persalinan, antara lain :
1.      Kapasitas menahan kandung kemih meningkat karena tiba-tiba kandung kemih punya banyak ruang untuk mengembang, sehingga kebutuhan untuk berkemih menjadi jarang.
2.      Kandung kemih mungkin mengalami trauma atau memar selama proses persalinan karena tekanan yang ditimbulkan oleh fetus dan menjadi lumpuh sementara.
3.      Obat/anestesi bisa mengurangi kepekaan kandung kemih atau kewaspadaan ibu memahami sinyal tersebut.
4.      Sensitivitas daerah yang mengalami episolotomi bisa menimbulkan rasa terbakar atau nyeri saat berkemih.
5.      Faktor psikologis
Pengosongan kandung kemih sangat penting untuk menghindari infeksi saluran kencing.hilangnya kekencangan otot di kandung kemih karena terlalu tegang (kandung kemih yang terlalu penuh) bisa menghalangi turunnya rahim dengan baik. Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak maka dilakukan tindakan dengan :
1.      Pastikan ibu mendapat banyak cairan
2.      Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien
3.      Kompres air hangat di atas simfisis
4.      Sambil sik bath, ibu disuruh kencing
Bila hal tersebut tidak berhasil, maka dilakukan kateterisasi. Hal ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan resiko saluran kencing tinggi. Oleh sebab itu, kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6-8 jam postpartum.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adanya infeksi saluran kencing adalah:
1.      Setelah 24 jam postpartum, berkemih masih sulit
2.      Jumlah urin yang keluar sedikit dalam beberapa hari berikutnya
3.      Rasa nyeri dan/atau terbakar saat berkemih terus berlanjut bahkan setelah sensifitas episiotomi atau perbaikan luka koyak sudah berkurang.
4.      Frekuensi dan keinginan untuk kencing yang hanya sedikit.
5.      Demam sekitar 38°C – 41°C
6.      Sakit pinggang ringan pada satu atau kedua sisi.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menanganinya adalah :
1.      Ibu meperoleh minum atau cairan extra lebih banyak.
2.      Untuk mengurangi rasa nyeri/terbakar, ibu dapat dianjurkan buang air kecil dengan cara berdiri.
3.      Jika infeksi sudah dipastikan, rujuk, dokter akan memberikan perawatan antibiotik khusus untuk organisme penyebab infeksi.
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Awal dari postpartum, ibu mengalami banyak perubahan yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis. Pada sistem pencernaan, awalnya ibu akan mengalami konstipasi yang berlanjut 2-3 hari. Pemenuhan nutrisi ibu bertambah dari masa kehamilan, yang penting untuk pemulihan dan produksi ASI.
Pada sistem perkemihan, tetap dipastikan kandung kemih dalam keadaan kosong untuk mencegah terjadinya infeksi. Diupayakan ibu dapat berkemih sendiri di kamar mandi ataupun menggunakan pispot.

B.     Saran
Dianjurkan kepada ibu untuk tidak terlalu cemas dan takut akibat dari persalinan yang menimbulkan banyak perubahan dan penyesuaian baru dalam tubuh ibu. Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi, mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya depresi pada ibu.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm:80)

Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.



 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan sepanjang jaman Rasullulah SAW. Kami ucapkan juga terimakasih kepada dosen yang membimbing kami dam pembuatan makalah ini.

Makalah ini membahas dan menjelaskan secara sederhana tentang “Perubahan Sistem Pencernaan Pada Masa Nifas”

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan semoga makalah ini bermanfaat.


Pinrang, Januari 2011


Penyusun


i
 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... .... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... .... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang...................................................................................... .... 1
B.     Tujuan................................................................................................... .... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.       Fisiologis Masa Nifas............................................................................. .... 2
B.        Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Pencernaan...................... .... 4
C.       Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan...................... .... 5

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan............................................................................................ .... 8
B.      Saran..................................................................................................... .... 8

DAFTAR PUSTAKA


ii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar